Usaha Ternak Jangkrik

Budidaya Jangkrik Panduan Lengkap dan Detail untuk Pemula

Posted on

Halo, calon peternak jangkrik sukses! Kalau kamu sedang cari usaha sampingan yang modalnya kecil, nggak butuh lahan luas, bisa dikerjakan di rumah, dan panennya cepat budidaya jangkrik adalah jawabannya. Nggak percaya? Simak dulu cerita ini.

Di sebuah gang kecil di kota Solo, ada seorang ibu rumah tangga bernama Bu Siti. Dia mulai ternak jangkrik di garasi rumahnya yang cuma selebar 3×4 meter. Modal awal? Cuma Rp 1,2 juta buat beli kardus bekas, triplek, bibit jangkrik, dan pakan. Dua bulan kemudian, dia panen pertama jual ke pengepul burung dan toko reptil. Dapat Rp 4,5 juta. Bersih untung Rp 3,3 juta. Sekarang, dua tahun kemudian, dia punya 3 kamar khusus jangkrik, omset per bulan Rp 15–20 juta, dan punya 5 karyawan tetangga yang bantu rawat.

Cerita Bu Siti bukan dongeng. Ini nyata dan kamu juga bisa. Asal mau belajar, telaten, dan nggak malu mulai dari kecil.

Kenapa jangkrik? Karena permintaannya gila-gilaan. Bukan cuma buat pakan burung kicau tapi juga buat pakan reptil (tokek, iguana, kura-kura), pakan ikan hias, pakan ayam petarung, bahkan buat bahan pangan manusia (tepung jangkrik, snack protein tinggi). Di pasar internasional, jangkrik jadi primadona industri protein alternatif karena ramah lingkungan dan kaya nutrisi.

Di Indonesia, harga jangkrik hidup berkisar antara Rp 50.000–150.000 per kilogram tergantung ukuran dan daerah. Kalau kamu bisa panen 10 kg per bulan saja, itu sudah Rp 500 ribu–1,5 juta. Dan percaya atau nggak kamu bisa panen setiap 30–45 hari, tergantung perawatan.

Yang paling enak? Jangkrik nggak ribet. Nggak butuh kandang mewah, nggak butuh listrik 24 jam, nggak butuh vaksin atau dokter hewan. Cukup kardus, dedaunan, dan pakan sederhana jangkrik bisa tumbuh dan berkembang biak dengan cepat.

Artikel ini dibuat khusus buat kamu yang benar-benar pemula belum pernah pegang jangkrik, belum tahu beda jantan dan betina, bahkan mungkin geli duluan. Tenang aku bakal jelasin semuanya dari nol. Dari cara bikin kandang, memilih bibit, kasih makan, atasi hama, sampai jual dan hitung untungnya semuanya pakai bahasa sehari-hari, tanpa istilah teknis yang bikin pusing.

Jadi, siapkan secangkir kopi, duduk santai, dan baca pelan-pelan. Karena setelah baca ini, kamu bisa langsung praktek dan dalam 45 hari, kamu bisa pegang uang hasil panen pertamamu.

Kenapa Budidaya Jangkrik Sangat Menjanjikan di 2025-2030?

Sebelum mulai, penting banget buat tahu: kenapa jangkrik? Kenapa bukan ayam, lele, atau jangkrik? Apa istimewanya?

  1. Pertama, permintaan pasar terus naik. Komunitas burung kicau di Indonesia tumbuh pesat ada jutaan orang yang punya murai, kacer, lovebird, cucak ijo dan semua itu butuh pakan hidup. Jangkrik adalah pakan favorit karena bergizi tinggi, gerakannya bikin burung aktif, dan harganya terjangkau.
  2. Kedua, komunitas reptil makin besar. Orang makin suka pelihara tokek, biawak, ular, iguana dan semua itu butuh jangkrik hidup. Bahkan, toko reptil sering kekurangan stok jadi mereka cari peternak kecil yang bisa suplai rutin.
  3. Ketiga, industri pangan alternatif mulai tumbuh. Di Eropa dan Amerika, jangkrik diolah jadi tepung protein, snack, bahkan pasta. Di Indonesia, sudah ada startup yang produksi chip jangkrik dan protein bar. Ini pasar baru yang potensinya gede banget.
  4. Keempat, modal awal sangat kecil. Kamu bisa mulai dengan Rp 500 ribu saja buat beli kardus, bibit, dan pakan. Nggak perlu sewa tempat bisa di garasi, gudang kecil, atau bahkan kolong tangga.
  5. Kelima, panen cepat dan siklus pendek. Dari telur sampai panen, cuma butuh 30–45 hari. Bandingkan sama ayam potong (35 hari) tapi ayam butuh kandang luas, vaksin, obat, dan pakan mahal. Jangkrik? Cuma butuh daun kering dan dedak.
  6. Keenam, nggak bau dan nggak ribut. Beda sama ternak ayam atau bebek yang bising dan bau, jangkrik diam aja cuma nyanyi malam hari (itu pun kalau jantan). Dan baunya? Hampir nggak ada asal kandangnya bersih.
  7. Ketujuh, bisa dikerjain sambil kerja atau kuliah. Kamu cuma butuh 15–30 menit per hari buat cek pakan, semprot air, dan bersihin kotoran. Sisanya, jangkrik urus diri sendiri.
  8. Kedelapan, ramah lingkungan. Jangkrik makan sisa sayuran, dedaunan, dan limbah dapur jadi kamu bisa daur ulang sampah jadi uang. Dan kotorannya? Bisa jadi pupuk organik buat tanaman.
  9. Terakhir, resiko gagal rendah. Kalau kamu ikuti panduan ini dengan benar, tingkat keberhasilan bisa di atas 80%. Jangkrik itu tangguh asal suhu dan kelembaban pas, mereka bisa hidup dan berkembang biak dengan cepat.

Jadi, masih ragu? Yuk, lanjut ke langkah pertama: kenalan sama jangkrik.

Profil Jangkrik: Jenis, Siklus Hidup, dan Kebutuhan Dasar

Sebelum mulai ternak, kamu harus kenal dulu “teman” kamu yaitu jangkrik. Jangkrik itu serangga dari ordo Orthoptera, family Gryllidae. Di Indonesia, ada puluhan jenis tapi yang paling umum di ternak adalah Gryllus sp. khususnya Gryllus mitratus dan Gryllus testaceus.

Kenapa dua jenis ini? Karena mereka cepat berkembang biak, tahan penyakit, dan disukai pasar. Ukurannya sedang nggak terlalu kecil, nggak terlalu besar cocok buat pakan burung dan reptil.

Siklus hidup jangkrik terdiri dari 3 fase: telur, nimfa (anak jangkrik), dan imago (jangkrik dewasa).

Fase pertama: telur. Betina bisa bertelur 100–300 butir per siklus dan bisa bertelur 2–3 kali seumur hidup. Telur diletakkan di tanah atau media lembab dan menetas dalam 7–14 hari, tergantung suhu.

Fase kedua: nimfa. Ini fase anak jangkrik bentuknya mirip jangkrik dewasa, tapi lebih kecil dan belum punya sayap. Nimfa mengalami 7–10 kali ganti kulit (instar) sebelum jadi dewasa. Fase ini berlangsung 20–30 hari.

Fase ketiga: imago. Jangkrik dewasa sudah punya sayap, bisa kawin, dan betina bisa bertelur. Umur jangkrik dewasa sekitar 30–60 hari tergantung perawatan dan suhu.

Yang menarik: jangkrik jantan bisa “nyanyi” dengan menggesek sayapnya. Ini buat panggil betina. Kalau malam-malam kamu dengar suara “crik-crik”, itu artinya ada jangkrik jantan lagi cari pasangan.

Nah, biar jangkrik tumbuh optimal, ada 3 kebutuhan dasar yang harus kamu penuhi: suhu, kelembaban, dan pakan.

Suhu ideal: 27–32 derajat Celcius. Kalau terlalu dingin, jangkrik malas makan dan tumbuh lambat. Kalau terlalu panas, mereka stres dan mati.

Kelembaban ideal: 60–80%. Jangkrik butuh lembab tapi nggak boleh basah. Kalau kelembaban rendah, telur gak menetas. Kalau terlalu tinggi, jamur tumbuh dan jangkrik mati.

Pakan: jangkrik omnivora bisa makan daun, sayuran, buah, dedak, bahkan sisa nasi. Tapi buat hasil maksimal, kasih pakan bergizi biar cepat besar dan sehat.

Jadi, tugas kamu simpel: jaga suhu, jaga kelembaban, kasih makan. Kalau tiga ini terpenuhi jangkrik bakal berkembang biak kayak pesawat jet.

Persiapan Kandang: Bahan, Ukuran, Tata Letak, dan Tips Anti Gagal

Nah, sekarang kita masuk ke langkah praktis pertama: bikin kandang. Tenang nggak perlu beli kandang mahal. Kamu bisa bikin sendiri dari bahan bekas dan hasilnya bisa lebih bagus dari kandang pabrikan.

Bahan utama: kardus tebal, triplek, atau kotak plastik besar. Yang penting: kedap, gelap, dan bisa ditumpuk.

Kenapa gelap? Karena jangkrik suka tempat gelap di alam liar, mereka hidup di bawah batu atau daun kering. Kalau kena cahaya terus, mereka stres dan nggak mau kawin.

Ukuran ideal buat pemula: panjang 60 cm, lebar 40 cm, tinggi 30 cm. Ukuran ini cukup buat 500–1000 ekor jangkrik dan muat di atas meja atau rak.

Cara bikinnya:

  1. Ambil kardus tebal atau triplek kalau mau lebih awet.
  2. Potong sesuai ukuran buat kotak tanpa tutup.
  3. Lapisi bagian dalam dengan plastik bening biar nggak gampang rusak kena air.
  4. Buat “tutup” dari kawat kasa atau kain kasa biar sirkulasi udara lancar, tapi jangkrik nggak kabur.
  5. Kasih “lantai” dari koran bekas atau kain karung biar jangkrik punya tempat sembunyi.
  6. Taruh di tempat teduh jauh dari sinar matahari langsung dan angin kencang.

Tips penting:

  • Jangan pakai kandang logam jangkrik bisa kedinginan.
  • Jangan pakai kandang kaca terlalu panas dan silau.
  • Kasih “tempat bertelur” berupa wadah kecil berisi tanah lembab atau cocopeat.
  • Kasih “tempat minum” kapas basah atau spons kecil jangan pakai tempat air, nanti jangkrik tenggelam.
  • Jangan lupa lubang udara biar oksigen masuk, tapi jangkrik nggak kabur.
  • Kalau kamu mau lebih profesional, bisa bikin rak bertingkat tiap tingkat isi 3–5 kandang. Jadi hemat tempat, dan gampang di control.

Yang paling penting: kebersihan. Bersihkan kandang tiap 3–5 hari buang sisa pakan, ganti koran, semprot tipis dengan air. Kalau kotor, jangkrik gampang sakit.

Dan satu lagi: pisahkan kandang berdasarkan umur. Telur di kandang A, nimfa kecil di kandang B, nimfa besar di kandang C, dewasa di kandang D. Kenapa? Karena jangkrik dewasa suka makan yang kecil jadi kalau dicampur, yang kecil pada mati.

Pemilihan Bibit Jangkrik: Cara Pilih, Tempat Beli, dan Tips Hindari Penipuan

Nah, kandang sudah siap sekarang waktunya cari “penghuni” pertama. Tapi jangan asal beli. Bibit jangkrik itu kayak bibit tanaman kalau jelek, gagal panen. Kalau bagus, untungnya gede.

Pertama, pilih jenis yang tepat. Buat pemula, aku rekomendasikan Gryllus mitratus karena cepat berkembang biak, tahan penyakit, dan ukurannya pas buat pakan burung dan reptil. Ada juga Gryllus testaceus ukurannya lebih besar, cocok buat pakan tokek atau ular besar. Tapi buat awal, mitratus lebih aman.

Kedua, beli dari sumber terpercaya. Jangan beli di pinggir jalan atau dari orang yang nggak jelas. Cari penangkar resmi bisa lewat kenalan, Facebook, grup WA, atau marketplace seperti Tokopedia dan Shopee. Cari yang ada review bagus, foto kandang, dan bisa konsultasi gratis.

Ciri-ciri penjual jujur:

  • Kasih video jangkrik hidup sebelum kirim
  • Kasih garansi kalau mati di jalan
  • Mau kasih tips perawatan
  • Respon chat cepat dan ramah

Ciri-ciri penipu:

  • Harga super murah (misal Rp 50 ribu per 1000 ekor harga normal Rp 150–250 ribu)
  • Nggak mau kasih alamat jelas
  • Nggak ada foto/video jangkrik
  • Nggak mau jawab pertanyaan teknis/asal jawab

Ketiga, pilih bibit yang sehat. Kalau beli secara langsung, cek:

  • Gerakannya lincah nggak lemot atau diam aja
  • Warnanya cerah nggak pucat atau kehitaman
  • Ukurannya seragam nggak ada yang terlalu kecil atau cacat
  • Nggak ada bau busuk atau jamur di kandangnya
  • Kalau beli online, minta video dan pastikan dikirim pakai kardus berlubang, bukan plastik rapat. Jangkrik butuh oksigen kalau dikirim pakai plastik, bisa mati semua di jalan.

Keempat, pilih umur yang tepat. Buat pemula, beli jangkrik nimfa umur 7–10 hari. Kenapa? Karena:

  • Masih kecil jadi bisa kamu pantau dari awal
  • Belum butuh tempat kawin jadi nggak ribet
  • Masih gampang adaptasi nggak stres gampang
  • Jangan beli jangkrik dewasa buat bibit kecuali kamu mau langsung panen. Tapi buat ternak, lebih baik mulai dari nimfa biar kamu belajar dari awal.

Tips tambahan:

  • Beli minimal 500 ekor biar populasinya stabil
  • Jangan beli pas weekend pengiriman lambat, jangkrik bisa mati
  • Simpan nomor penjual buat tanya-tanya kalau ada masalah
  • Catat tanggal beli biar tau kapan waktunya panen
  • Ingat: bibit adalah pondasi. Kalau pondasinya rapuh, bangunannya roboh. Jadi, jangan buru-buru pilih dengan teliti.

Penetasan Telur: Media, Suhu, Kelembaban, dan Tanda-Tanda Menetas

Kalau kamu beli jangkrik dewasa atau nanti setelah punya jangkrik sendiri kamu akan dapet bonus: telur! Dan ini fase paling seru karena kamu bisa “menghidupkan” telur jadi ratusan ekor jangkrik kecil.

Pertama, siapkan media bertelur. Betina jangkrik suka bertelur di tempat lembab dan empuk jadi siapkan wadah kecil (bisa mangkok plastik atau kotak kecil) isi dengan:

  • Tanah subur (bukan tanah liat) campur sedikit pasir biar gembur
  • Atau cocopeat lebih steril dan gampang diatur kelembabannya
  • Atau spons basah tapi ini jarang dipakai karena gampang busuk
  • Media harus lembab tapi jangan becek. Cara cek: remas media kalau keluar air, berarti kebanyakan. Kalau remah dan kering, berarti kurang. Idealnya: lembab kayak handuk peras.

Kedua, taruh media di kandang jangkrik dewasa. Biasanya, betina akan mulai nancepin telurnya 3–5 hari setelah kawin. Satu betina bisa hasilkan 100–300 telur dan bisa bertelur 2–3 kali seumur hidup.

Ketiga, setelah 2–3 hari, angkat media dan pindah ke kandang penetasan khusus. Kenapa? Karena jangkrik dewasa suka makan telur jadi kalau dibiarkan, telurnya habis dimakan.

Kandang penetasan bisa pakai kardus kecil ukuran 30x20x15 cm cukup. Tutup pakai kain kasa biar udara masuk tapi nggak ada hama. Taruh di tempat hangat suhu 28–32 derajat, kelembaban 70–80%.

Keempat, jaga kelembaban. Semprot media pakai spray tipis-tipis tiap pagi jangan sampai kering. Tapi jangan juga genangi telur bisa busuk.

Kelima, tunggu 7–14 hari. Tergantung suhu kalau hangat, menetas cepat. Kalau dingin, bisa molor sampai 20 hari.

Tanda-tanda telur mau menetas:

  • Warna telur berubah dari putih ke coklat kehitaman
  • Media mulai bergerak-gerak kecil itu tanda nimfa mulai keluar
  • Bau agak amis itu normal, tanda kehidupan
  • Kalau sudah menetas, segera pindah nimfa ke kandang pembesaran biar nggak dimakan induk atau sesamanya.

Tips penting:

  • Jangan ganggu media selama penetasan jangan diaduk atau dipegang
  • Jangan taruh di tempat berangin telur bisa kering
  • Kalau pakai tanah, pastikan tanah steril bebas semut dan jamur
  • Catat tanggal taruh telur biar tau kapan waktunya panen

Ingat: menetaskan telur itu seni. Butuh kesabaran dan ketelitian. Tapi kalau berhasil rasanya kayak punya bayi sendiri. Puas banget!

Perawatan Nimfa: Pakan, Air, Suhu, dan Cara Pisahkan yang Lemah

Nimfa atau anak jangkrik adalah fase paling rawan. Mereka kecil, lemah, dan gampang mati kalau nggak dirawat dengan benar. Tapi kalau kamu telaten, mereka bisa tumbuh cepat dan sehat.

Pertama, pakan. Nimfa butuh pakan halus dan bergizi. Jangan kasih daun keras atau sayuran tebal mereka belum kuat gigit. Beri:

  • Dedak halus (bekatul) gampang dicerna dan kaya karbo
  • Tepung ikan atau tepung kedelai buat protein
  • Sayuran lembut: sawi, bayam, wortel parut potong kecil-kecil
  • Buah: pisang matang, pepaya, apel hancurkan dulu
  • Kasih pakan 2 kali sehari pagi dan sore. Jangan kebanyakan sisa pakan bisa membusuk dan bikin jamur. Cukup secuil habis dalam 2–3 jam.

Kedua, air. Jangan kasih tempat air nimfa bisa tenggelam. Kasih:

  • Kapas basah taruh di tutup botol kecil
  • Atau spons kecil rendam air, peras, taruh di pojok kandang
  • Ganti tiap hari biar nggak bau dan tumbuh bakteri

Ketiga, suhu dan kelembaban. Sama kayak sebelumnya suhu 28–32 derajat, kelembaban 70–80%. Kalau di rumah kamu dingin, bisa taruh lampu bohlam 5 watt di atas kandang jangan terlalu dekat, biar nggak kepanasan.

Keempat, pisahkan yang lemah. Nimfa yang sakit atau lambat tumbuh harus dipisah biar nggak jadi sumber penyakit atau dimakan yang sehat. Ciri nimfa lemah:

  • Gerakannya lambat
  • Warnanya pucat
  • Ukurannya jauh lebih kecil dari teman seumurannya
  • Pindahin ke kandang tersendiri kasih pakan ekstra dan jaga kelembaban. Kalau sembuh, bisa digabung lagi. Kalau mati buang, jangan dibiarkan.

Kelima, ganti kulit. Nimfa ganti kulit 7–10 kali sebelum jadi dewasa. Saat ganti kulit, mereka diam dan nggak makan itu normal. Jangan diganggu biarkan proses alami. Kalau diganggu, bisa mati.

Tips tambahan:

  • Jangan sering buka tutup kandang bikin suhu dan kelembaban naik turun
  • Bersihkan kotoran tiap 2–3 hari pakai kuas kecil atau sendok plastik
  • Kasih “tempat sembunyi” potongan kardus kecil atau daun kering biar nimfa nggak stres
  • Jangan campur dengan ukuran beda yang besar makan yang kecil
  • Ingat: merawat nimfa itu kayak merawat bayi butuh perhatian ekstra. Tapi kalau berhasil kamu bakal punya ratusan jangkrik sehat siap panen.

Perawatan Jangkrik Dewasa: Kawin, Bertelur, dan Manajemen Populasi

Perawatan Jangkrik Dewasa Kawin, Bertelur, dan Manajemen Populasi

Setelah 30–35 hari, nimfa akan jadi jangkrik dewasa. Nah, di sini tugas kamu berubah dari sekadar kasih makan, jadi “mak comblang” dan “bidan”.

Pertama, tanda jangkrik dewasa:

  • Sudah punya sayap meski nggak bisa terbang
  • Jantan mulai “nyanyi” gesek sayapnya bunyi “crik-crik”
  • Betina punya ovipositor semacam “jarum” di belakang badan buat nancepin telur

Kedua, perbandingan jantan dan betina. Idealnya 1:2 satu jantan, dua betina. Kenapa? Karena satu jantan bisa kawin dengan banyak betina dan kalau kebanyakan jantan, mereka suka berantem. Kalau kamu beli bibit campur, biasanya sudah seimbang. Tapi kalau mau optimalkan, bisa sortir manual pisahkan jantan dan betina, lalu masukkan ke kandang kawin dengan rasio 1:2.

Ketiga, proses kawin. Biasanya terjadi di malam hari setelah jantan nyanyi, betina mendekat. Biarkan alami jangan dipaksa. Setelah kawin, betina akan mulai cari tempat bertelur dalam 3–5 hari.

Keempat, siapkan tempat bertelur. Seperti dijelaskan sebelumnya wadah kecil berisi tanah lembab atau cocopeat. Taruh di pojok kandang jangan ditutup, biar betina bisa masuk.

Kelima, manajemen populasi. Jangan biarkan semua jangkrik dewasa hidup bareng terus karena mereka akan terus bertelur, dan kandang jadi kelebihan populasi. Akibatnya:

  • Pakan cepat habis
  • Suhu naik
  • Stress saling gigit dan makan
  • Kematian massal

Solusi:

  • Panen sebagian ambil yang paling besar buat dijual
  • Pisahkan betina yang sudah bertelur biar nggak bertelur lagi
  • Kurangi kepadatan maksimal 1000 ekor per kandang ukuran 60x40x30 cm

Tips penting:

  • Jangan biarkan jangkrik dewasa lebih dari 60 hari mereka mulai lemah dan mati
  • Betina bisa bertelur 2–3 kali setelah itu, lebih baik dipanen
  • Jantan setelah kawin masih bisa dipakai tapi kalau sudah lemah, panen aja

Catat siklus biar tau kapan waktunya ganti generasi
Ingat: jangkrik dewasa itu “mesin penghasil uang” tapi juga “mesin penghasil telur”. Kamu harus seimbangkan jangan kebanyakan telur, jangan kebanyakan panen. Atur dengan bijak.

Pakan Jangkrik: Resep Murah dari Bahan Dapur, Sayuran, dan Limbah Organik

Salah satu kunci sukses ternak jangkrik adalah pakan. Bukan yang mahal tapi yang bergizi, murah, dan gampang didapat.

Pertama, pakan utama (karbohidrat dan protein):

  • Dedak halus (bekatul) sumber karbo, murah, gampang dicerna
  • Tepung ikan sumber protein tinggi, bikin cepat besar
  • Tepung kedelai alternatif murah, kaya protein nabati
  • Onggok singkong limbah tapioka, murah, tinggi serat
  • Campur jadi satu perbandingan 60% dedak, 30% tepung ikan, 10% tepung kedelai. Kasih secukupnya habis dalam 2–3 jam.

Kedua, pakan hijau (vitamin dan mineral):

  • Daun pepaya muda anti bakteri, bikin sehat
  • Sawi, bayam, kangkung potong kecil-kecil
  • Wortel, labu kuning parut atau iris tipis
  • Daun pisang keringkan dulu, remas jadi serbuk
  • Kasih tiap pagi ganti tiap hari biar nggak busuk.

Ketiga, pakan buah (gula alami dan air):

  • Pisang matang hancurkan, taruh di tutup botol
  • Pepaya potong kecil
  • Apel iris tipis
  • Semangka buang biji, kasih dagingnya
  • Kasih 2–3 kali seminggu jangan tiap hari, bisa bikin lembab berlebihan.

Keempat, limbah dapur yang bisa dipakai:

  • Sisa nasi jangan yang basi, kasih secukupnya
  • Roti tawar rendam air, hancurkan
  • Ampas tahu peras, keringkan sebentar, baru kasih
  • Kulit buah (pisang, semangka) cuci dulu, potong kecil

Hindari:

  • Makanan berminyak atau berbumbu bikin jangkrik sakit
  • Daging mentah bisa busuk dan bau
  • Makanan asin bikin dehidrasi

Tips penting:

  • Jangan kasih pakan berlebihan sisa pakan = sarang penyakit
  • Ganti pakan hijau tiap hari jangan dibiarkan membusuk
  • Simpan pakan kering di tempat kedap biar nggak apek atau dimakan kutu
  • Kasih pakan bergizi seimbang karbo + protein + vitamin biar cepat besar dan sehat

Ingat: pakan itu investasi. Jangan pelit tapi jangan juga boros. Yang penting: tepat sasaran dan tepat waktu.

Manajemen Suhu & Kelembaban: Alat Sederhana, Termometer, Hygrometer, dan Trik Alami

Ini bagian yang sering disepelekan   tapi ini kunci utama keberhasilan. Jangkrik itu makhluk sensitif. Suhu dikit aja salah, mereka stres. Kelembaban naik dikit, jamur langsung tumbuh. Jadi, kamu harus jadi “pengatur cuaca pribadi” buat mereka.

Pertama, suhu ideal: 28–32 derajat Celcius. Di bawah 25 derajat? Mereka malas makan, tumbuh lambat, telur nggak menetas. Di atas 35 derajat? Mereka kepanasan, dehidrasi, dan mati massal.

Kalau di rumahmu dingin   misalnya di daerah pegunungan   solusinya simpel:

  • Pasang lampu bohlam 5–10 watt di atas kandang   jangan terlalu dekat, kasih jarak 20–30 cm.
  • Gunakan kain tebal atau karpet kecil sebagai alas kandang   biar nggak kena dingin lantai.
  • Tutup ventilasi berlebih   biar panas nggak keluar.

Kalau di rumahmu panas   misalnya di kota pantai   solusinya:

  • Taruh kandang di tempat teduh   jauh dari jendela atau atap seng.
  • Semprot tipis-tipis dinding luar kandang   biar suhu turun alami.
  • Kasih botol air beku kecil di pojok kandang   bungkus kain, biar nggak lembab berlebihan.

Kedua, kelembaban ideal: 70–80%. Di bawah 60%? Telur kering, nimfa mati kulit. Di atas 90%? Jamur tumbuh, jangkrik busuk.

Cara jaga kelembaban:

  • Semprot dinding dalam kandang pakai spray tipis-tipis tiap pagi   jangan langsung ke jangkrik, semprot ke dinding atau media.
  • Taruh spons basah atau kapas basah di wadah kecil   ganti tiap hari.
  • Kalau kelembaban rendah, taruh nampan kecil berisi air di bawah rak kandang   uap airnya akan naik pelan-pelan.

Kalau kelembaban kebanyakan   cirinya: kandang bau apek, dinding berembun, pakan cepat basah   solusinya:

  • Kurangi semprotan
  • Buka tutup kandang sebentar biar sirkulasi
  • Ganti media atau koran yang basah
  • Taruh silica gel atau arang aktif di pojok   serap kelembaban berlebih

Ketiga, alat bantu murah. Kamu nggak perlu beli alat mahal. Cukup:

  • Termometer aquarium   tempel di dinding kandang, harga Rp 10–20 ribu.
  • Hygrometer digital kecil   bisa dipakai buat cek kelembaban, harga Rp 30–50 ribu.
  • Thermometer-hygrometer combo   ada yang mini, bisa taruh di dalam kandang, harga Rp 50–80 ribu.

Taruh alat ini di dalam kandang   dan cek tiap pagi dan sore. Catat di buku kecil   biar kamu tahu pola suhu dan kelembaban harian.

Tips penting:

  • Jangan taruh kandang di dekat AC, kipas angin, atau jendela langsung   bikin suhu naik turun drastis.
  • Hindari sinar matahari langsung   bikin suhu melonjak dan jangkrik stres.
  • Kalau pakai lampu penghangat, jangan dinyalakan 24 jam   nyalakan pagi dan malam saja, siang matikan.
  • Di musim hujan, sering cek kelembaban   biasanya naik drastis.

Ingat: jangkrik itu kayak bayi   butuh suhu dan kelembaban stabil. Kalau kamu bisa jaga ini, 80% keberhasilan sudah di tanganmu.

Pengendalian Hama & Penyakit: Semut, Tungau, Jamur, dan Cara Alami Atasi

Nggak ada ternak yang 100% aman dari hama   termasuk jangkrik. Tapi jangan panik   selama kamu rajin pantau dan cepat tanggap, masalahnya bisa diatasi tanpa gagal panen.

Hama utama jangkrik ada tiga: semut, tungau, dan jamur.

Semut   ini musuh nomor satu. Mereka nyerbu kandang, makan telur, gigit nimfa kecil, bahkan bawa kabur jangkrik dewasa. Ciri-cirinya: ada jalur semut di luar atau dalam kandang, jangkrik pada gelisah.

Cara atasi:

  • Kasih “parit air”   taruh kaki rak kandang di atas wadah kecil berisi air   semut nggak bisa nyebrang.
  • Tabur kapur ajaib atau bubuk kayu manis di sekeliling kandang   semut nggak suka baunya.
  • Bersihkan sisa pakan   itu magnet semut.
  • Kalau sudah kebobolan, angkat kandang, bersihkan total, dan pindah ke tempat baru.

Tungau   serangga kecil putih atau merah yang nempel di tubuh jangkrik. Dia hisap cairan tubuh, bikin jangkrik lemah, kurus, dan mati. Ciri-cirinya: jangkrik garuk-garuk terus, gerakannya lambat, ada titik-titik kecil di badan.

Cara atasi:

  • Turunkan kelembaban   tungau suka lembab.
  • Ganti media dan koran tiap 2–3 hari.
  • Semprot kandang pakai larutan bawang putih (2 siung blender + 1 liter air, saring, semprot tipis).
  • Pisahkan jangkrik yang kena tungau   jangan dicampur.

Jamur   biasanya muncul di dinding kandang, media, atau pakan. Warnanya putih kehijauan, baunya apek. Jangkrik yang kena jamur biasanya diam, nafsu makan turun, lalu mati.

Cara atasi:

  • Segera buang pakan atau media yang berjamur.
  • Bersihkan kandang pakai larutan cuka apel atau alkohol 70%   semprot tipis, biarkan kering.
  • Tingkatkan sirkulasi udara   buka tutup sebentar tiap hari.
  • Kurangi kelembaban   jangan kebanyakan semprot.

Penyakit lain: diare atau kembung   biasanya karena pakan basah atau terkontaminasi. Gejalanya: perut jangkrik bengkak, BAB cair, mati mendadak.

Solusi:

  • Hentikan pakan hijau dan buah sementara.
  • Kasih pakan kering saja   dedak + tepung ikan.
  • Tambahkan daun pepaya muda cincang   punya sifat anti bakteri.
  • Bersihkan kandang total.

Tips penting:

  • Jangan pakai pestisida kimia   bisa bikin jangkrik mati semua.
  • Selalu cuci tangan sebelum masuk kandang   jangan bawa kuman dari luar.
  • Jangan masukin jangkrik baru tanpa karantina   bisa bawa penyakit.
  • Catat gejala dan tindakan   biar kamu tahu pola serangan dan bisa antisipasi.

Ingat: hama dan penyakit itu ujian   bukan akhir. Yang penting kamu waspada, cepat tanggap, dan nggak menyerah. Karena di balik setiap serangan, ada pelajaran yang bikin kamu jadi peternak lebih hebat.

Panen Jangkrik: Kapan Waktu Tepat, Cara Tangkap, dan Sortir Ukuran

Ini dia momen yang ditunggu-tunggu   saatnya panen! Tapi jangan gegabah. Panen jangkrik itu bukan cuma soal nyekopin mereka   tapi soal timing, teknik, dan ketelitian. Kalau salah waktu atau salah cara, jangkrik bisa stres, lari, atau bahkan mati   dan harganya jatuh.

Pertama, kapan waktu panen yang tepat?

Ciri-ciri jangkrik siap panen:

  • Umur 35–45 hari   tergantung perawatan dan suhu.
  • Sayap sudah terbentuk sempurna   meski nggak bisa terbang.
  • Ukuran seragam   besar, gemuk, dan gerakannya lincah.
  • Warna tubuh cerah   nggak pucat atau kehitaman.

Waktu terbaik untuk panen: pagi hari, antara jam 6–9 pagi. Kenapa? Karena jangkrik lagi diam   belum aktif lompat-lompat. Kalau panen siang, mereka pada gelisah dan susah ditangkap.

Kedua, cara tangkap yang benar.

  • Siapkan wadah plastik berlubang   atau ember kecil.
  • Masukkan tangan pelan-pelan   jangan buru-buru, biar jangkrik nggak kaget.
  • Tangkap perlahan   jangan dikepal, nanti mati. Pegang badannya, bukan kakinya.
  • Kalau mau lebih cepat, bisa pakai saringan halus atau serokan ikan   sapu pelan dari pinggir ke tengah.

Jangan pakai sapu atau alat kasar   bisa melukai jangkrik. Dan jangan kejar-kejaran   bikin stres.

Ketiga, sortir ukuran.

Pasar biasanya bedain harga berdasarkan ukuran:

  • Ukuran kecil (S): buat pakan burung kecil atau ikan hias   harga Rp 50–70 ribu/kg
  • Ukuran sedang (M): buat lovebird, kacer, tokek kecil   harga Rp 80–100 ribu/kg
  • Ukuran besar (L): buat murai, tokek dewasa, ular   harga Rp 120–150 ribu/kg

Cara sortir:

  • Pakai ayakan bertingkat   lubang kecil, sedang, besar.
  • Atau sortir manual   pisahkan pakai tangan atau sendok.
  • Jangan campur   biar harganya maksimal.

Tips penting:

  • Jangan panen semua   sisakan 20–30% buat indukan atau siklus berikutnya.
  • Jangan panen pas hujan   jangkrik lembab, gampang mati di perjalanan.
  • Pisahkan yang sakit atau cacat   jangan dijual, buang atau kasih ke ayam.
  • Catat hasil panen per kandang   biar tau perlakuan mana yang paling berhasil.

Kalau kamu mau panen bertahap   bisa mulai dari yang paling besar dulu, biarkan yang kecil tumbuh lagi seminggu. Jadi nggak buang waktu, dan hasilnya lebih optimal.

Ingat: panen itu bukan akhir   tapi awal dari siklus baru. Perlakukan jangkrikmu dengan hormat   karena merekalah yang bakal bawa rezeki ke rumahmu.

Pascapanen: Penyimpanan, Pengiriman, dan Pengemasan Jangkrik Hidup

Panen selesai   tapi kerjamu belum berakhir. Fase pascapanen ini justru sering bikin rugi kalau nggak dikelola dengan baik. Jangkrik itu makhluk hidup   kalau dibiarkan terlalu lama tanpa makan dan minum, mereka bisa mati, kurus, atau stres   dan harganya jatuh.

Pertama, penyimpanan sementara.

Kalau nggak langsung dijual, simpan di kandang transit   ukuran kecil, bersih, dan berventilasi. Jangan tumpuk terlalu padat   maksimal 500 ekor per kardus 30x20x15 cm.

Kasih:

  • Pakan kering secukupnya   dedak atau tepung ikan
  • Kapas basah   buat minum
  • Daun kering   buat tempat sembunyi

Simpan di tempat teduh   jangan kena panas atau angin langsung. Dan jangan lupa   cek tiap 6 jam   kasih makan dan minum ulang kalau perlu.

Kedua, pengemasan untuk jual.

Kalau jual ke pengepul atau toko:

  • Pakai kardus bekas sepatu atau kardus mie instan   lubangi sisi-sisinya buat udara.
  • Kasih daun kering atau koran sobek   biar jangkrik punya tempat sembunyi dan nggak stres.
  • Jangan kasih pakan basah   bikin lembab dan bau.
  • Jangan terlalu penuh   biar ada ruang gerak.

Kalau jual online atau kirim jauh:

  • Pakai box plastik berlubang   lebih kuat dari kardus.
  • Kasih spons basah dibungkus kain   buat minum selama di jalan.
  • Kasih pakan kering dalam wadah kecil   biar nggak tumpah.
  • Bungkus luar pakai plastik berlubang   biar nggak kena hujan tapi tetap ada udara.

Ketiga, pengiriman.

  • Kirim pagi   biar sampai hari itu juga.
  • Pilih ekspedisi yang bisa kirim cepat   JNE Yes, SiCepat Best, atau GoSend.
  • Jangan kirim Jumat sore atau Sabtu   bisa nyangkut di gudang weekend.
  • Kasih label “HIDUP   JANGAN DIBANTING   SIMPAN DI TEMPAT SEJUK”

Tips tambahan:

  • Catat berat jangkrik sebelum kirim   biar nggak kena potong sepihak.
  • Foto kondisi jangkrik sebelum dikirim   buat bukti kalau ada komplain.
  • Simpan resi dan nomor tracking   buat pantau sampai tujuan.
  • Minta pembeli konfirmasi begitu barang sampai   biar kamu bisa evaluasi.

Terakhir, setelah semua jangkrik terjual   jangan buru-buru libur. Segera bersihkan kandang, sterilkan, dan siapkan untuk siklus berikutnya. Siklus ini nggak boleh putus   karena rejeki juga nggak boleh berhenti.

Ingat: pascapanen itu ujian terakhir. Kalau kamu lalai di sini, semua kerja kerasmu bisa jadi sia-sia. Tapi kalau kamu teliti   jangkrikmu laku mahal, kamu puas, dan bulan depan siap panen lagi.

Gravatar Image
Lulusan S1 informatika, bekerja sebagai fulltime blogger, content writter, dan sekarang sedang membangun channel YouTube... Berpengalaman bekerja dari sma, dan sekarang memilih menjalani usaha kecil kecilan.. Senang mendengar, membaca, menulis, dan memasak...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.