Skandal BBM Oplosan & Korupsi di Pertamina: Modus, Dampak, dan Kepercayaan Publik yang Tergerus

Skandal BBM Oplosan & Korupsi di Pertamina

Posted on

Indonesia kembali diguncang oleh skandal besar yang melibatkan BBM oplosan dan korupsi di tubuh Pertamina. Kasus ini tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap BUMN tersebut. Bagaimana modus operandi di balik kejahatan ini? Seberapa besar kerugian yang ditimbulkan? Dan bagaimana dampaknya terhadap kepercayaan publik? Mari kita kupas tuntas dalam video ini.

[Bab 1: Modus Operandi BBM Oplosan dan Korupsi di Pertamina]

Kasus korupsi di Pertamina melibatkan beberapa modus operandi yang merugikan negara dan konsumen:

  1. Pengoplosan BBM
    Oknum di Pertamina diduga mencampur BBM beroktan 90 (Pertalite) dengan BBM beroktan 92 (Pertamax). Hasil campuran ini kemudian dijual dengan harga Pertamax, padahal kualitasnya tidak sesuai standar.
  2. Manipulasi Harga dan Volume Impor
    Beberapa eksekutif Pertamina diduga mengimpor BBM RON 90 tetapi dengan harga RON 92. Selain itu, mereka juga memanipulasi volume impor minyak mentah dan produk kilang, yang menyebabkan kerugian negara hingga $12 miliar atau sekitar Rp 180 triliun.
  3. Penyalahgunaan BBM Subsidi
    BBM bersubsidi yang seharusnya untuk masyarakat kurang mampu malah disalahgunakan dan dijual kembali dengan harga lebih tinggi, sehingga subsidi tidak tepat sasaran.

[Bab 2: Kerugian Negara dan Dampak pada Masyarakat]

Akibat dari praktik korupsi dan pengoplosan BBM ini, negara dan masyarakat menanggung kerugian besar: